Tugas Softskill ( ILMU SOSIAL DASAR )
BAB I
1.1 Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan
yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat
Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yanng
berasal dari berbagai bidang pengetahuan , keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu
sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi, sosial/sosiologi, antropologi,
psikologi sosial.
Ilmu Sosial Dasar tidak merupakan
gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing disiplin
ilmu memiliki obyek dan metode ilmiah sendiri-sendiri yang tidak mungkin
dipadukan.Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena
ISD tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga ia tidak
mengembangkan suatu penelitian sebagimana suatu disiplin ilmu, seperti
ilmu-ilmu sosial lainnya.
Tujuan Ilmu Sosial Dasar adalah
untuk membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar
memperoleh wawasan yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan
dari sikap mahaiswa, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia
dalam menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku
manusia-manusia lain, terhadap manusia yang bersangkutan secara timbal balik.
1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu
Sosial
• Mengembangkan kesadaran mahasiswa
menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan
manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
• Menumbuhkan sikap kritis, peka dan
arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan
landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
• Memberikan landasan pengetahuan
dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup
bermasyarakat, selaku individu dan mahkluk sosial yang beradabdalam
mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya dan mampu memecahkan masalah
social budaya secara arif.
BAB II
2.1 Pengertian
Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat
oleh aturan-aturan yang berlaku dan salingberinteraksi satu sama lain secara
terus menerus / kontinu. Dalamsosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang
menempatiwilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk suatu negara ataudaerahbisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang
tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang
secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal didaerah lain.Kepadatan
penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka
tinggal
2.2 Pengertian
Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti
hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius
yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" juga berakar dari kata
dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya,pengertian masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Dari definisi diatas masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain (interdependen). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Dari definisi diatas masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain (interdependen). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
2.3 Kebudayaan & Kepribadian
Hubungan Kebudayaan dan Kepribadiaan
Kepribadian mengandung pengertian sebagi ciriwatak yang diperlihatkan secara
lahir. Konsisten dan konsekuen dalam tingkah laku sehingga tampakbahwa individu
tersebut memiliki identitas yangberbeda dengan individu lainnya. Kepribadian
merupakan latar belakang perilaku seseorang. Menurut THEODERE M NEWCOME menyatakan
bahwa kepribadian adalah organisasi factor-faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu.
Kebudayaan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang
terurtama bagian-bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi sorang
individu. Karena itu hubungan kebudayaan dan kepribadian sangat erat, hal ini
nampak dari pendapat para ahli yaitu : Herskovits Budaya langsung mempengaruhi
perilaku dan kepribadian individu yang berada dan tinggal dalam lingkungan
masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
2.4 Kebudayaan Barat
Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya
yang berasal dari Eropa.
Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas
untuk merujuk pada warisan norma-norma
sosial, nilai-nilai
etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem
politik, artefak budaya khusus,
serta teknologi.
Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:
·
Pengaruh
budaya Klasik
dan Renaisans Yunani-Romawi
dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak
sosial budaya dari periode migrasi
dan warisan budaya Keltik, Jermanik,
Romanik, Slavik, dan kelompok etnis
lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme
dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme,
humanisme,
revolusi
ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran
politik, argumen
rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi
manusia, kesetaraan dan nilai-nilai
demokrasi
yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
·
Pengaruh
budaya Alkitab-Kristiani
dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama
masa Pasca Klasik.
·
Pengaruh
budaya Eropa Barat
dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema
yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme.
Konsep
budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik
dari Dunia Barat.
Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra,
sains, politik,
serta prinsip-prinsip artistik
dan filosofi
yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan
pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah
ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat
dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti
negara-negara di benua Amerika dan Australasia,
dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah
juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Beberapa
kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat
Barat modern, antara lain dengan adanya pluralisme
politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan penting
(seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme
budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi
manusia
BAB III
3.1 Pertumbuhan Individu
Individu
pada umumnya diartikan perorangan. Atau individu juga umunya diartikan manusia
perorangan. Individu merupakan satuan unit terkecil dari suatu kelompok atau
masyarakat yang tidak dapat dibagi dan dipisah lagi menjadi part-part yang
lebih kecil. Dalam keluarga misalnya, kakek, nenek, ayah, ibu, adik, kakak, dan
kita sendiri merupakan individu-individu. Dalam masyarakat, individu adalah
anggota masyarakat atau warga yang masing-masing memiliki karakteristik dan
ciri-ciri yang berbeda. Individu-individu dalam masyarakat cenderung membaur
dan bergabung membentuk masyarakat. Umumnya individu yang berkarakteristik sama
membentuk kelompok-kelompok nya masing-masing.
Dalam
kehidupan ini, pasti setiap individu baik manusia, hewan, tumbuhan, dan
organisme lain akan mengalami suatu proses perubahan baik lahir dan batin
menuju ke arah yang lebih kompleks dan sempurna. Setiap individu-individu
tersebut mengalami perubahan yang disebut dengan PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN
sesuai dengan tingkat umurnya. Pertumbuhan dan perkembangan sendiri menurut J.P
Chaplin dalam dictionary-nya mengatakan bahwa :“Tahap – tahap
perubahan yang progresif dan terjadi dalam rentang waktu kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek -aspek yang terdapat dalam
organismenya.”Dalam pertumbuhan ini hal yang diamati adalah pertumbuhan
fisik atau jasmani seperti tulang-tulang badan, berat badan, tinggi badan, dan
jaringan tubuh yang menuju tahap yang lebih sempurna. Pengamatan terhadap
pertumbuhan dapat dikukur dengan menggunakan alat ukur yang bersifat
kuantitatif.
Berikut ini adalah beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :Pendirian Navistik, Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Pendirian Empiristik dan Enviromentalistik, Menurut golongan ini, dikemukakan bahwa pendirian ini berbeda dan berlawanan dengan pendirian navistik. Para ahli golongan ini menyatakan bahwa pertumbuhan individu-individu tersebut tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
Pendirian Korvergensi dan Interaksionisme, Golongan ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan individu:
-Masa Vital: Dari usia 0 tahun sampai 2 tahun.
-Masa Estetik: Dari usia 2 tahun sampai 7 tahun.
-Masa Intelektual: Dari usia 7 tahun sampai kira-kira 13 atau 14 tahun.
-Masa Sosial: Dari usia 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 sampai 21 tahun
3.2 Fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit / satuan
masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam
masyarakat.Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering
dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu
dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Macam-Macam Fungsi Keluarga :Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Fungsi dalam keluarga dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis:
a. Fungsi Biologis
Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya, karena setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan kehidupan keturunannya melalui perkawinan.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar tiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan udara, penyakit, dan bahaya. Bila fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat.
c. Fungsi Ekonomi
Dalam usahanya menyelenggarakan kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, dan papan, maka orang tua diwajibkan untuk bekerja keras agar tiap anggota keluarga dapat tercukupi kebutuhan pokoknya itu.
d. Fungsi Keagamaan
Dengan berpedoman pada Pancasila (menghayati, mendalami, dan mengamalkan), keluarga diwajibkan untuk menjalani serta mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang takwa kepad Tuhan YME.
e. Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini, keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya dengan bekal nilai dan sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila telah dewasa. Dengan demikian terjadilah apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
3.3 Hubungan individu, keluarga & masyarakat
Hubungan
antara individu keluarga dan masyarakat adalah kita sebagai individu perlu
berinteraksi atau bersosialisasi didalam kemasyarakatan. Karena kita diciptakan
untuk hidup saling membutuhkan dan tolong menolong antar sesama individu baik
dikeluarga maupun masyarakat. Kita dilahirkan sebagai individu, kemudian kita
dibesarkan dan dididik dikeluarga kita masing-masing, yaitu oleh orangtua.
Orangtua
adalah orang-orang yang pertama kalinya mendidik dan mengarahkan kita sebelum
kita mengenal dunia luar. Dan didalam keluarga kita bisa mengadakan
interaksi-interaksi atau komunikasi-komunikasi, baik kepada orangtua maupun
kepada adik-adik atau kakak-kakak kita. Setelah itu kita berinteraksi di
masyarakat. Baik keluarga maupun masyarakat pastinya akan memberikan dampak
positf bahkan dampak negatif kepada kita, baik dalam aspek pergaulan,
pengetahuan, tingkah laku, kesopanan, dsb. Maka dari itu saya menyimpulkan
bahwa antara individu, keluarga, dan masyarakat saling berkaitan satu dengan
yang lainnya.
Aspek
individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang
tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak
akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu.
Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka
individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu
dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga
membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan
mencapai potensinya sebagai manusia.
BAB IV
4.1 Internalisasi
Belajar
Internalisasi
lebih mengarah pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma
tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang
sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran
tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah
dimiliki oleh seorang individu.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda.
Tindakan-tindakan
yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan
positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling
mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan
diambil jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti
saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu
lain, dan sebagainya.
Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif, pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya tersebut.
Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif, pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya tersebut.
Atas
pemikirannya itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana individu akan lebih
memahami apa itu hidup besosialisasi dan norma-norma yang berlaku. Dari pembelajaran
tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau kekhususan
kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam hidup
bermasyarakat.
4.2 Pemuda
dan Identitas
Jika berbicara mengenai pemuda dan identitas, pemuda selalu diidentikkan
dengan suatu generasi yang dipundaknya terbeban oleh bermacam-macam harapan
sebagi penerus generasi, karena memang pemuda adalah sebagai generasi penerus
yang diharapkan dapat mengisi pembangunan nasional. Lebih menarik lagi, pada
generasi ini memiliki permasalahan-permasalahan yang beragam, di mana jika
permasalahan ini tidak di tindak lanjuti akan membuat para pemuda tersebut
kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan nasional. Oleh karena itu,
untuk menangani dan menindaklanjutinya perlu diadakan pembinaan dan pengembangan
generasi muda. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun
berlandaskan:1) Landasan idiil : Pancasila
2) Landasan konstitusional : UUD 1945
3) Landasan strategis : GBHN
4) Landasan historis : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdakaan Indonesia tahun 1945
5) Landasan normatif : Etika dan tata nilai, tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda yang ada di atas telah
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan NO 00323/U/1978 Tanggal 28 Oktober 1978.
Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penangannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat teraarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penangannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat teraarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun
berlandaskan :
- Landasan Idiil : Pancasila
- Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
- Landasan Strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
- Landasan Historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
- Landasan Normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup.
PEMBINAAN DAN PENGAMBANGAN GENERASI MUDA
- Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalh mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan sosial.
- Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
4.3 Perguruan dan Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing – masing agar
bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Sedangkan
perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi
disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen.
disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu – ilmu yang telah
didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar
menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.
Pengertian
Perguruan Tinggi, pemahaman kita dan kemampuan belajar yang lebih tinggi dalam
usia dewasa, setelah mengumpulkan sejumlah tahun keterampilan dan pengalaman
profesional. Ada alasan sederhana untuk itu. Pada remaja, ketika kami
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, kami tidak memiliki kapasitas dan
kedewasaan untuk mengerti bagaimana kita akan menggunakan dan menerapkan
pengetahuan yang kita sedang terkena. Jadi, Perguruan Tinggi untuk menghafal
palsu percaya bahwa kita belajar apa yang kita benar-benar menghafal. Namun,
tidak lama setelah itu, kita lupa banyak hal.
Mengapa Pengertian Perguruan Tinggi dalam pembahasan kali ini? Karena fungsi otak kita efisien: ini hanya membuang informasi yang tidak memiliki aplikasi praktis, baik intelektual atau emosional. Setelah mengumpulkan pengalaman bertahun-tahun, kita memperoleh kemampuan untuk mengidentifikasi persis apa yang akan memungkinkan kita untuk mencapai atau meningkatkan fungsi professional. Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman lebih efisien. Sebuah percakapan santai, sebuah buku yang bagus, atau bahkan pidato Perguruan Tinggi demikian secara permanen tersimpan dalam pikiran kita tanpa menghafal yang terlibat jika intelektual atau menarik secara emosional. Orang dewasa biasanya memiliki kemampuan pemahaman yang lebih baik daripada mahasiswa
Mengapa Pengertian Perguruan Tinggi dalam pembahasan kali ini? Karena fungsi otak kita efisien: ini hanya membuang informasi yang tidak memiliki aplikasi praktis, baik intelektual atau emosional. Setelah mengumpulkan pengalaman bertahun-tahun, kita memperoleh kemampuan untuk mengidentifikasi persis apa yang akan memungkinkan kita untuk mencapai atau meningkatkan fungsi professional. Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman lebih efisien. Sebuah percakapan santai, sebuah buku yang bagus, atau bahkan pidato Perguruan Tinggi demikian secara permanen tersimpan dalam pikiran kita tanpa menghafal yang terlibat jika intelektual atau menarik secara emosional. Orang dewasa biasanya memiliki kemampuan pemahaman yang lebih baik daripada mahasiswa
Sumber :
http://prabowo-womanizer.blogspot.com/2012/10/pengertian-ilmu-sosial-dasar.html
Sulaiman M. Munandar, Ir. Drs. 1997.
Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Refika Aditama.
Mustofa H. Ahmad, Drs. 1997. Ilmu
Budaya Dasar. Bandung: Pustaka Setia .
Tri Prasetyo Djoko, Drs. 2004. Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
www.scribd.com/doc/91037202/Pengertian-Penduduk
//id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/pengertian-penduduk-masyarakat-dan.html
https://www.slideshare.net/daddhy04/kebudayaan-dan-kepribadian
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Barat
https://ar28297.wordpress.com/2014/11/17/pertumbuhan-individu-dan-fungsi-keluarga-serta-pengertian-dan-proses-urbanisasi/
http://muchad.com/pengertian-masyarakat.html
https://strafaelyudistira.wordpress.com/2012/11/09/internalisasi-belajar-dan-spesialisasi/
Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar, Oleh :
Harwantiyoko, Neltjie F. Katuuk
Komentar
Posting Komentar