Contoh akulturasi budaya di Indonesia
1.
Akulturasi budaya China – Indonesia.
a.
Wayang Potehi
Kesenian
ini mirip wayang golek (wayang kayu), namun cerita yang ditampilkan berasal
dari legenda rakyat tiongkok, seperti Sampek Engthay, Sih Djienkoei, Capsha
Thaypoo, Sungokong, dll
b.
Bacang
Dahulu
bacang diyakini orang China adalah makanan untuk menghormati seorang pahlawan
yang mati akibat difitnah orang bentuk peringatan adalah makan bacang (Hanzi: 肉粽, hanyu pinyin: rouzong) Panganan ini terdiri dari daging
cacah sebagai isi dari beras ketan dibungkus daun bambu dan diikat tali bambu.
Di beberapa tempat di Indonesia, diadakan festival untuk memperingati
sembahyang bacang atau yang biasa disebut juga Duan Wuji.
c.
Festival Pehcun.
Atraksi
yang menjadi maskot festival ini adalah perlombaan balap perahu naga. Duanwu
Jie (Hanzi: 端午節)
atau yang dikenal dengan sebutan festival Peh Cun di kalangan Tionghoa-Indonesia
adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Peh
Cun adalah dialek Hokkian untuk kata pachuan (Hanzi: 扒船, bahasa Indonesia: mendayung perahu). Walaupun perlombaan
perahu naga bukan lagi praktek umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun
istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini.
Festival
ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek dan
telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou.Dan perlombaan
dayung perahu naga. Karena dirayakan secara luas di seluruh Tiongkok, maka
dalam bentuk kegiatan dalam perayaannya juga berbeda di satu daerah dengan
daerah lainnya. Namun persamaannya masih lebih besar daripada perbedaannya
dalam perayaan tersebut.
Tak
hanya etnik saja yang sudah berasimilasi, aspek lain juga ikut berasimilasi:
Makanan
Contoh:
Lunpia semarang, isi utamanya adalah irisan kulit rebung sedangkan lunpia yang
dari China isi utamanya mihun.
2.
Akulturasi Budaya Islam Hindu dan Budha.
Masih
banyak akulturasi budaya Indonesia, budaya Hindu-Budha dan Budaya Islam yang
mempengaruhi berbagai aspek yang lain di dalam seni tari dan musik, seni ukir,
seni lukis dan seni wayang dapat kita lihat saat ini bahwa kebudayaan
Hasil
Akulturasi. Islam serta unsur-unsur budayanya di Nusantara merupakan hasil
akulturasi antara budaya Islam dengan Hindu-Buddha yang lebih dulu ada di
Nusantara. Beberapa contoh antara lain Seni Bangunan Seni sastra. Prasasti-
prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang
ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti
itu ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Kalender
Yakni
dengan pendekatan pada masyarakat pribumi dan akulturasi budaya percampuran
budaya Islam dan budaya lokal. Dakwah mereka adalah dakwah kultural. Banyak
peninggalan Walisongo menunjukkan, bahwa budaya dan tradisi lokal mereka
sepakati sebagai media dakwah. Dahulu di Indonesia mayoritas penduduknya
beragama Hindu dan Budha, dan terdapat berbagai kerajaan Hindu dan Budha,
sehingga budaya dan tradisi lokal saat itu kental diwarnai kedua agama
tersebut.
Sumber : http://hadi27.wordpress.com/pengaruh-budaya-asing-bagi-budaya-bangsa-indonesia/
http://divaronero.wordpress.com/2010/10/08/akulturasi-budaya/
http://divaronero.wordpress.com/2010/10/08/akulturasi-budaya/
Komentar
Posting Komentar