Kereta cepat di Indonesia ini mengadopsi sistem
kendali CTCS-3 yang telah mendapatkan sertifikasi dari Loyds dan TUV serta
sertifikasi Safety Implementation Level (SIL) 4, sedangkan untuk telekomunikasi
menggunakan sistem GSM-R yang dinilai andal dan terpercaya.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini akan dilengkapi
dengan sistem teknologi pencegahan, risiko, dan keamanan. Kereta ini juga akan
memiliki kendali pemeriksaan, pengawasan dan pemeliharaan secara menyeluruh
terhadap berbagai fasilitas, antara lain unit kereta, jalur kereta, jembatan,
sistem sinyal komunikasi dan jaringan kontak, pemantauan pergerakan roda dengan
rel.
Teknologi ini memiliki fasilitas sistem deteksi dini
terhadap bencana, pengujian yang komprehensif terhadap sarana serta prasarana
untuk meyakinkan kereta dapat beroperasi aman dan tepat melebihi 99 persen dari
standar EMUs. Pembangunan kereta cepat juga mempertimbangkan kondisi
alam,iklim,geologi yang rawan gempa dan disesuaikan dengan UU yang berlaku di
Indonesia.
Kereta cepat Jakarta-Bandung ini memiliki platform
teknologi EMU China dengan kecepatan 350 km/jam. Untuk saat ini tentu
disesuaikan dengan jarak tempuh, yang ditargetkan pada tahap komersial awal,
200 km per jam, sehingga waktu tempuh 140,9 km, sekitar 45 menit.
2. Kesimpulan
Jadi dari perbandingan penerapan sistem cerdas dalam
bidang kereta cepat di 3 negara asia tersebut. Sudah dapat disimpulkan bahwa
negara Jepanglah yang unggul, lalu china dan juga indonesia. Tidak heran karena
negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan juga paling banyak penerapan
teknologi sistem cerdasnya dalam segala hal. Terutama robot, Jepang sudah
banyak sekali menciptakan robot, bahkan ada yang sangat mirip dengan manusia.
3. Perbandingan penggunaan
robot di 3 negara
1. Robot Resepsionis ( Jepang )
Hideo Sawada, seorang pengusaha yang membuka
hotel dengan nama Henn Na Hotel di Nagasaki Jepang. Sawada menempatkan seekor
robot dinosaurus sebagai resepsionis di hotelnya.
Robot dinosaurus ini berbicara
dengan Bahasa Inggris. Sedangkan robot perempuan yang cantik menyerupai manusia
berbicara dengan Bahasa Jepang. Pemilik hotel membuka hotel ini sebagai wahana
wisata. Pengunjung hotel dapat berinteraksi dengan robot-robot Pengelola
hotel dengan cara menekan tombol informasi yang ada di meja.Tarif untuk menginap
di hotel ini sekitar $ 80 atau sekitar Rp 1 juta 100 ribu per malam.
2. Robot bedah ( Korea Selatan )
Korea Selatan terus berfokus dalam pengembangkan
Robot Medis yang dapat dipergunakan dalam operasi pembedahan tubuh manusia.
Penggunaan Robot Operasi bisa dikatakan memang sudah dimulai di negeri Ginseng
ini. Namun memang penggunaan teknologi Robot medis masih lebih mahal jika
dibandingkan dengan operasi konvensional. Bagaimanapun juga teknologi robot
dinilai mampu melakukan keakuratan dan kerincian prosedur operasi dalam
membantu pada dokter dengan maksimal.
Robot
ini akan memungkinkan para dokter untuk dapat melakukan sayatan minimal yang
akurat, hingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan nyeri,
dan dapat mempercepat waktu pemulihan pasien. Para dokter pun mengatakan bahwa
robot sangat berguna untuk melakukan operasi tumor ganas di daerah yang
memerlukan keakuratan seperti hati. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa robot
operasi adalah pengembangan paling maju dalam bedah invasif minimal.
3. Robot Industri ( Indonesia )
Robot industri adalah objek yang dibuat dari minimum
tiga atau lebih poros yang pergerakannya dapat dikendalikan dan diprogram
secara individu. Robot industri biasanya digunakan untuk gerakan yang
berulang-ulang dan dapat diprediksi dalam proses perakitan.
Dengan robot
ini, perusahaan tradisional di manapun bisa memproduksi barang dengan biaya
lebih hemat dan lebih cepat, serta lebih akurat dibandingkan sebelumnya. Robot
industri juga bisa dimanfaatkan untuk menangani pekerjaan dengan risiko tinggiyang
mungkin bisa membahayakan pekerja manusia, terutama di pabrik yang menggunakan
bahan kimia atau beban berat.
Hal ini menjadi berita menggembirakan untuk sektor
manufaktur Indonesia. meskipun Produk Domestik Bruto (PDB) diharapkan meningkat
sebesar 5,3% tahun ini, aktivitas pabrikasi atau manufacturing akan terus
mengalami kontraksi secara keseluruhan – dengan beragam alasan seperti anggaran
yang terbatas, kesenjangan teknologi terkait otomatisasi dan kurangnya tenaga
kerja terampil juga berkontribusi terhadap penurunan di sector manufaktur ini.
Dengan berbagai tekanan ini, teknologi canggih seperti robot bisa memainkan
peran penting dalam mempertahankan daya saing sektor-sektor tersebut.
Perusahaan-perusahaan di dunia menerapkan otomatisasi untuk meningkatkan
produktivitas, memperbaiki stabilitas produksi dan terus menawarkan
produk-produk dengan kualitas tinggi dengan biaya yang sama atau lebih murah.
Kini, perusahaan di Indonesia bisa melakukan hal yang sama.
sumber:
•http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.republika.co.id/berita/trendtek/elektronika/15/09/05/nu6utt368-mengenal-teknologi-kereta-cepat-di-berbagai-belahandunia&ei=JJFb8hbM&lc=idID&s=1&m=846&host=www.google.co.id&ts=1483583216&sig=AF9Nedl0jjQ8Qg9P9XSJcSw-
|
Komentar
Posting Komentar